Dalam satu dekade terakhir, perkembangan smartphone melaju sangat cepat, namun pola interaksi manusia dengan perangkat digital nyaris tidak mengalami perubahan mendasar. Layar penuh ikon, notifikasi yang terus bermunculan, serta algoritma yang mendorong pengguna untuk terus menatap layar telah menjadi standar baru. Tanpa disadari, smartphone tidak lagi sekadar alat bantu, melainkan pusat perhatian yang menguras waktu, fokus, dan energi mental penggunanya.
Di tengah kondisi tersebut, muncul sebuah gagasan visioner bernama Aura OS, sebuah konsep sistem operasi yang menawarkan pendekatan berbeda terhadap hubungan manusia dan teknologi.
Filosofi Aura OS: Komputasi yang Lebih Berempati
Aura OS lahir dari refleksi mendalam terhadap dampak teknologi terhadap kehidupan manusia. Alih-alih berfokus pada kecepatan prosesor atau tampilan visual semata, Aura OS mengusung filosofi komputasi berempati. Sistem ini dirancang sebagai digital companion yang memahami konteks kehidupan penggunanya.







Response (1)